Gua Jepang Sentonorejo
- Strada Virtual Tour
- 8 Sep 2021
- 2 menit membaca
Diperbarui: 27 Sep 2021

Gua Jepang Sentonorejo atau Gua Jepang Jogotirto terletak di dusun Sentonorejo, desa Jogotirto, kecamatan Berbah, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Goa Jepang Sentonorejo atau Jogotirto ini dibangun pada zaman penjajahan Jepang sebelum tahun 1945. Fungsi utama goa ini adalah sebagai gudang penyimpanan amunisi dan bom.
Menurut catatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), kemungkinan gua ini berfungsi untuk menjaga keselamatan fasilitas vital, yaitu Lapangan Udara Maguwo atau dikenal sebagai Bandar Udara Adisutjipto. Lokasi ini dipilih karena terletak tidak jauh dari Bandara Adisutjipto, kira-kira 10 kilometer. Secara geografis dusun ini juga menguntungkan karena berbukit-bukit.
Berdasarkan informasi dari Atmosentono, salah satu romusha atau budak kerja paksa Jepang, yang ikut membangun gua ini, dulu gua ini dipakai sebagai gudang amunisi. Hal ini dapat ditilik dari empat pintu masuk gua ini yang terbuat dari baja.
Tentara Jepang menjaga dengan ketat garis pantai, celah pegunungan, dan dataran rendah baik di sisi selatan, barat daya, maupun barat. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan wilayah regional dengan taktis dan sistematis.
Struktur Gua
Gua Jepang Sentonorejo dibangun dengan memanfaatkan batu kulit cadas yang memiliki ketinggian delapan meter. Gua ini memiliki empat lorong pintu masuk yang menghadap ke barat.
Bagian pintu diperkuat dengan bata berspasi kapur dengan lepa dan acian. Pada bagian samping ditemukan jejak bekas kusen pintu. Secara keseluruhan lebar keempat gua dari utara ke selatan adalah sepanjang 28 meter.
Diurutkan dari utara ke selatan mulut gua dinamai Gua I, II, III, dan IV. Jarak antara Gua I dan II sebesar 6,23 meter. Gua II dan III berjarak 6,24 meter. Gua III dan IV selebar 5,70 meter. Tinggi di keempat pintu gua 2 meter dengan lebar 1,95 meter.
Gua I memiliki panjang 39,4 meter. Pada bagian bawah sepanjang dinding gua terdapat ceruk-ceruk dengan ukuran yang berbeda-beda; tinggi, sedang, dan kecil. Ceruk ini diperkirakan dipakai untuk berlindung dengan posisi tubuh berdiri dan jongok, sesuai ukuran.
Di sisi bagian selatan terdapat lorong yang menghubungkan ke gua II dengan lebar lorong 2,3 meter sepanjang lima meter.
Gua II memiliki panjang 17 meter. Kondisi dindingnya serupa dengan gua I yang memiliki ceruk-ceruk berlindung. Pada bagian tengah terdapat bekas rel lori dengan ukuran 1,05x4,2 meter. Juga ditemukan gua penghubung ke gua III.
Comments