top of page

Gunung Bromo



Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama dalam agama Hindu) atau dalam bahasa Tengger dieja "Brama", adalah sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur. Sebagai sebuah objek wisata, Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Ia mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.


Aktivitas Vulkanik

Selama abad 20 dan abad 21, Gunung Bromo telah meletus sebanyak beberapa kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada 2015-sekarang.

Letusan 2004

Gunung Bromo meletus pada tahun 2004. Episode letusan itu menyebabkan kematian dua orang yang terkena batu dari ledakan.

Letusan 2010

Pada hari Selasa, 23 November 2010, 16.30 WIB ( Waktu Indonesia Barat ), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia (PVMBG) mengkonfirmasi status aktivitas Gunung Bromo pada "waspada" karena meningkatnya aktivitas tremor dan gempa vulkanik dangkal di gunung tersebut.

Kekhawatiran muncul bahwa letusan gunung berapi mungkin akan terjadi. Sebagai tindakan pencegahan, penduduk setempat dan wisatawan diinstruksikan untuk menjauhi area dalam radius tiga kilometer dari kaldera dan perkemahan pengungsi didirikan. Daerah di sekitar kaldera Teggera Bromo tetap dilarang bagi pengunjung sepanjang akhir tahun 2010.

Bromo mulai meletuskan abu dengan dahsyat pada hari Jumat 26 November 2010.

Pada 29 November 2010, juru bicara Kementerian Perhubungan Bambang Ervan mengumumkan bahwa bandara domestik Malang akan ditutup hingga 4 Desember 2010. Malang adalah kota berpenduduk sekitar 800.000 orang yang berjarak sekitar 25 kilometer (16 mil) barat Gunung Bromo. Bandara Abdul Rachman Saleh biasanya menangani 10 penerbangan domestik setiap hari dari ibukota Jakarta . Ahli vulkanologi pemerintah Surono melaporkan bahwa gunung berapi itu memuntahkan abu sekitar 700 meter (2.300 kaki) ke langit.

Letusan 2011

Kaldera Tengger masih aktif pada akhir Januari 2011, aktivitasnya ditandai dengan erupsi berkelanjutan yang berfluktuasi. Pada tanggal 23 Januari 2011, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia (PVMBG; Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) melaporkan bahwa sejak 19 Desember 2010 abu vulkanik dan material pijar telah dimuntahkan oleh aktivitas letusan yang mengakibatkan hujan material yang deras. jatuh di sekitar kawah. Letusan terus menerus pada 21 Januari menyebabkan hujan abu tipis terutama di wilayah desa Ngadirejo dan Sukapura Wonokerto di kabupaten Probolinggo.

Dampak hujan lebat abu vulkanik dari letusan sejak 19 Desember 2010 mengakibatkan terganggunya aktivitas normal. Pada awal 2011, muncul kekhawatiran tentang dampaknya terhadap ekonomi lokal dan potensi masalah lingkungan dan kesehatan jangka panjang di antara penduduk di wilayah sekitar Gunung Bromo. Akibat curah hujan musiman yang tinggi pada Januari 2011 berpotensi terjadinya aliran lahar meningkat karena endapan abu vulkanik, pasir, dan material terlontar lainnya yang telah menumpuk. Aktivitas seismik didominasi oleh getaran tremor dan laporan intensitas visual dan suara letusan terus dilaporkan dari fasilitas pemantauan gunung, Pos Pengamatan Bromo. Masyarakat yang tinggal di bantaran Jurang Perahu, Jurang Nganten dan Sungai Sukapura disiagakan akan kemungkinan terjadinya aliran lahar, terutama saat hujan deras di wilayah sekitar Cemorolawang, Ngadisari dan Ngadirejo. Letusan dan tremor vulkanik dilaporkan selama periode 21 Januari - 22 Januari dengan aktivitas mereda pada 23 Januari 2011. Pada 23 Januari 2011 pukul 06:00, status Gunung Bromo tetap pada Level III.

Pada 23 Januari 2011, zona eksklusi disarankan untuk masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Bromo. Wisatawan dan pejalan kaki disarankan untuk tidak datang dalam radius 2 kilometer (1,2 mil) dari kawah aktif. PVMBG menyatakan bahwa mereka mengharapkan tanda-tanda peringatan dipasang yang menyatakan radius batas 2 kilometer (1,2 mil) dari kawah. Kehati-hatian operasional direkomendasikan untuk penerbangan ke dan meninggalkan Bandara Internasional Juanda IATA:SUB di Surabaya. PVMBG merekomendasikan pembentukan area publik untuk penyediaan masker wajah dan pelindung mata. PVMBG juga mengeluarkan peringatan kepada warga agar berhati-hati terhadap penumpukan abu di atap dan tempat lain yang dapat menyebabkan keruntuhan di bawah beban abu.

Erupsi lebih lanjut dan dikeluarkannya peringatan abu penerbangan selama periode 27-28 Januari 2011 menimbulkan kekhawatiran tentang gumpalan abu vulkanik yang dilaporkan melayang ke timur menuju koridor udara yang digunakan untuk mengakses Bandara Internasional Ngurah Rai IATA:DPS di Bali . Pejabat bandara Sherly Yunita dilaporkan pada saat itu menyatakan bahwa kekhawatiran tentang visibilitas telah mendorong Singapore Airlines , Jetstar -ValueAir, Air France-KLM , Virgin Blue dan Cathay Pacific untuk membatalkan beberapa penerbangan ke Bali, 340 km (211 mil) ke timur. SilkAir juga membatalkan penerbangan pada 27 Januari antaraSingapura dan Lombok , sebuah pulau di sebelah timur Bali. The Volcanic Ash Advisory Centre di Darwin , Australia merilis beberapa Code Red Aviation Ash Advisories yang berkaitan dengan Gunung Bromo (Tengger Caldera), pada 27 Januari. Mereka menunjukkan bahwa abu teramati pada ketinggian hingga 18.000 kaki (5.486 m) (FL180) memanjang 200 mil laut (370 km; 230 mil) ke tenggara kaldera. Dalam peringatan abu lainnya pada hari itu, awan dilaporkan kadang-kadang memiliki penyimpangan 10 km/jam (6,2 mph), baik ke timur maupun ke tenggara.

Deformasi-akhir November 2010-akhir Januari 2011

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia (PVMBG) melaporkan pada 13 Januari 2011, bahwa deformasi menggunakan pengukuran tiltmeter menunjukkan inflasi dengan laju 5 mikro radian antara 25 November 2010 - 14 Desember 2010 dan relatif stabil sejak 15 Desember 2010 baik pada Komponen Radial dan Komponen Tangensial.

Pengukuran deformasi menggunakan peralatan pengukur jarak elektronik membandingkan pengamatan pada titik pengukuran yang ditentukan; POS-BRO, POS-KUR dan POS-BAT selama periode 25 November 2010 – 20 Desember 2010 dengan pengamatan periode 21 Desember 2010 – 30 Desember 2010 menunjukkan pemendekan jarak dari POS-BAT, atau inflasi. Pengamatan antara 30 Desember 2010 - 23 Januari 2011 dilaporkan relatif stabil.

Letusan 2015

Gunung Bromo menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas mulai 4 Desember 2015, ketika jumlah asap yang keluar dari kawah semakin meningkat. Pada akhir November Gunung Bromo mulai mengeluarkan abu ke udara. Badan Pengawasan Gunung Api Indonesia mengeluarkan peringatan yang melarang orang mendaki Gunung Bromo. Kemudian, peringatan itu diperluas ke zona pengecualian 1 km (0,62 mil), sebelum akhirnya diperluas ke jangkauan yang lebih luas yang hampir melarang pengunjung untuk turun ke lantai kaldera, yang dikenal sebagai Sandsea.


Budaya

Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo, suku Tengger, Gunung Bromo/Gunung Brahma dipercaya sebagai gunung suci. Setiap setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 pada bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.



Postingan Terkait

Lihat Semua

Comments


bottom of page