Kebun Raya Bogor
- Strada Virtual Tour
- 22 Sep 2021
- 5 menit membaca
Diperbarui: 27 Sep 2021

Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.
Sejarah Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor berdiri pada 18 Mei 1817. Pemrakarsa berdirinya Kebun Raya Bogor adalah Reinward, seorang ahli Botani dari Jerman. Awalnya luas Kebun Raya Bogor sekitar 47 ha namun kemudian dikembangkan menjadi 87 ha. Kebun Raya Bogor merupakan salah satu kawasan konservasi ex-situ yang bertujuan untuk koleksi tumbuhan tropika dataran renah basah. Kebun Raya Bogor terletak pada ketinggian 200 mdpl dengan curah hujan 3000-4300 mm/ tahun. Jumlah koleksi tanaman di Kebun Raya ini sekitar 222 suku (famili), 1257 Marga, dan 3423 jumlah spesies. Sedangkan jumlah spesimen hidup di kebun raya sekitar 13.684 spesimen.
Tugas/Fungsi Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor memiliki tugas atau fungsi Kebun Raya, antara lain sebagai berikut:
Sebagai tempat konservasi Ex-situ,
Sebagai sarana penelitian, terutama penelitian tumbuhan,
Sebagai sarana penunjang pendidikan, dan
Sebagai sarana wisata.
Perubahan Nama Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan julukan, seperti
’s Lands Plantentuin
Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
Botanical Garden of Buitenzorg
Botanical Garden of Indonesia
Kebun Gede
Kebun Jodoh
Direktur
1817-1822: Caspar Georg Karl Reinwardt (1773-1854).
1823-1826: Carl Ludwig Blume (1789-1862).
1830-1869: Johannes Elias Teijsmann (1808-1882).
1869-1880: Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer (1844-1880).
1880-1905: Melchior Treub (1851-1910).
1905-1918: Jacob Christiaan Koningsberger
1918-1932: W.M. Docters van Leeuwen (1880-1960).
1932-1943: Hermann Ernst Wolff von Wülfing (1891-1945).
1943-1945: Nakai Takenoshin (1882-1952).
1948-1951: Dirk Fok van Slooten (1891-1953).
1951-1959: Kusnoto Setyodiwirjo
1959-1969: Soedjana Kassan
1969-1981: Didin Sastrapradja
1981-1983: Made Sri Prana
1983-1987: Usep Sutisna
1987-1990: Sampurno Kadarsan
1990-1997: Suhirman
1997-2002: Dedi Darnaedi
2002-2008: Irawati
2008-2013: Mustaid Siregar
2013-2019: Didik Widyatmoko
2019-Sekarang: R. Hendrian
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
A. Fabaceae
Kempas (Koompasia excelsa): Jenis ini merupakan pohon yang biasa dikunjungi oleh beruang madu. Hal ini dikarenakan pohon kempas memiliki banir yang sangat disukai oleh beruang madu (Helactos malayanus).
Merbau (Intsia bijuga): Pohon ini banyak terdapat di Papua. Pohon ini memiliki ciri khas kulit batang yang terlihat seperti “bopeng”. Banirnya tidak terlalu besar, bahkan hampir tidak berbanir.
Angsana (Pterocarpus indicus): Pohon ini merupakan salah satu marga Fabaceae yang bergetah merah. Banyak dijumpai di pinggir jalan sebagai peneduh. Pohon ini termasuk pohon tua yang di tanam di Kebun Raya Bogor, yakni pada tahun 1844. Root grapting (persambungan akar) pada angsana merupakan jenis perakaran khas tanaman Hutan Tropik.
Saga (Adenantera pavonina): Saga dapat digunakan sebagai obat sariawan. Daunnnya di rebus dan diminum. Buahnya berwarna merah dan kering.
Gayam (Inocarpus vageferdis): Gayam merupakan satu-satunya angoota Fabaceae yang berdaun tunggal. Batangnya memiliki banyak percabangan. Selain itu dapat juga digunakan sebagai peneduh.
Sindur (Sindora siamensis): Batangnya tidak berbanir dan paling tinggi diantara fabaceae lainnya.
Ki Hujan (Samanea saman): Tanaman ini tidak tinggi dan tidak pula berbanir. Dapat digunakan sebagai tanaman peneduh.
Parkia (Parkia timoriana): Berbanir papan. Biasa dikenal dengan kedawung dan saat ini tanaman ini sudah mulai langka. Bijinya dapat digunakan sebagai pelancar pencernaan.
B. Sonneratiaceae
Pedada (Sonneratia caseolaris), pedada merupakan salah satu cirri khas hutan mangrove.
C. Myrtaceae
Ciri-ciri Myrtaceae adalah berdaun harum, kulit batang mengelupas, batang secara umum terlihat seperti terpilin (tidak normal) akan tetapi biasanya terlihat lurus (jika normal). Umunya terdapat di Indonesia bagian Timur.
Ampupu (Eucaliptus alba)
D. Lecitidaceae
Keben (Barringtonia asiatica): Keben merupakan tumbuhan berdaun lebar, mirip ketapang dan berbatang tipe simpodial. Tumbuhan ini biasa tumbuh di hutan pantai. Selain itu dapat juga dimanfaatkan sebagai racun ikan, yaitu buahnya.
E. Pandanaceae
Pandan-pandanan (Pandanus amarylifolius) dan Pandanus connoideus. Pandan ini memiliki system perakaran yang unik dan terlihat indah, percabangannya jelas diatas permukaan tanah. Akar tunjangnya membuat pandan ini banyak tumbuh di dekat pantai (hutan pantai). Pandan ini banyak terdapat di Papua dan dapat digunakan sebagai obat HIV, kebugaran, dan lain sebagainya. Dilidah, pandan ini terasa seperti minyak. Berwarna merah, dan agak mengental.
F. Dilleniaceae
Sempur (Dillenia pteropoda): Sempur merupakan pohon yang memiliki banyak cabang. Daunnya mengelompok di ujung. Banyak terdapat bekas daun penumpu. Tepi daun bergerigi, tulang sekunder langsung ke tepi daun, dan batang serta rantingnya berbuku.
G. Ebenaceae
Bisbul (Diospyros philippensis), berbatang hitam namun berbeda dengan kayu hitam.
H. Arecaceae
Sawit (Elayus guinensis), dikembangkan secara besar-besaran di Sumatera dan Kalimantan.
Sagu (Metroxylon sagu), merupakan tanaman monocarpic (usai berbuah atau berbunga akan mati). Sagu biasa tumbuh di tempat-tempat basah.
Kelapa (Cocos nucifera) merupakan tanaman multi purpose trispecies.
Lontar (Borassus flabellifer). Tumbuh di Indonesia Timur (daerah kering). Daun lontar dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kertas.
I. Araucariaceae
Araucaria (Araucaria hunsteinii). Ciri yang membedakan dengan araucaria lainnya adalah kulit batang yang mengelupas, daun lebih besar dari pada Araucaria cunninghamii. Banyak terdapat di Papua.
Agathis (Agathis dammara)
K. Pinaceae
Pinus (Pinus caribaea): Pinus ini berasal dari Pulau Karibia. Batangnya beralur dalam (Pinaceae) yang dapat menghasilkan terpentin atau dikenal dengan gondorukem.
L. Rubiaceae
Kopi (Coffea canephora): Kopi ini merupakan kopi jenis Robusta. Banyak ditemukan di Sumatera (Bengkulu). Tepi daunnya bergelombang, daun sekunder memanjang hingga ke tepi daun. Selain itu juga terdapat daun penumpu (Interpetiolaris Stipule).
M. Sapindaceae
Matoa (Pometia pinnata): Tanaman ini berdaun majemuk dan tidak terdapat anak daun di ujung ranting. Matoa biasa juga disebut dengan rambutan Irian karena banyak dijumpai di daerah tersebut. Akan tetapi saat ini sudah banyak ditemukan di tanam di daerah-daerah lain di Indonesia.
Rambutan (Nephelium lappaceum): Rambutan ini sekilas hampir mirip dengan rambutan N. mutabile. Perbedaannya terletak pada daun. Daun rambutan ini lebih bulat dibandingkan dengan N. mutabile.
Leci (Litchi chinensis): Leci merupakan tanaman tertua yang ada di Kebun Raya Bogor. Tanaman ini ditanam pada tahun 1823, enam tahun setelah berdirinya Kebun Raya Bogor.
N. Moraceae
Ciri-ciri Moraceae adalah daun muda tertutup oleh daun penumpu dan membentuk cincin.
Karet Kerbau (Ficus elastica): Karet kerbau memiliki akar gantung dan bergetah putih. Dahulu rakyat Indonesia memanfaatkan getah tanaman ini sebagai mata pencarian sebelum ditemukan karet yang sering disadap sekarang (Hevea brasilliensis).
Keluarga Beringin (Ficus superba)
Merupakan salah satu pohon yang dikenal dengan pohon jodoh (bersama pohon meranti).
Terep (Artocarpus odoratissimus): Daun muda terep berbelah, mirip dengan daun muda pada kemiri. Akan tetapi ketika daun tersebut mulai tua, akan mirip seperti daun jati.
Artocarpus kemando
O. Apocinaceae
Bintaro (Cerbera odollam)
Jelutung (Diera costulata)
P. Sapotaceae
Payena lerii
Nyatoh (Palaquium rostratum)
Keluarga sawo (Manilkara fasciculata). Batangnya terminalia bransistem.
Sawo Kecik (Manilkara kauki). Batangnya terminalia bransistem.
Tanjung (Mimusops elengi)
Q. Sterculiaceae
Coklat (Theobroma cacao). Theobroma berarti: “makanan untuk Dewa”, sehingga coklat dikenal sebagai salah satu bahan baku pembuat makanan Para Dewa.
Jati Belanda (Guazuma ulmifolia). Tanaman ini memiliki ciri tepi daun bergerigi tumpul, berbulu, dan tata daunnya alternate.
R. Clusiaceae
Keluarga Jambu-jambuan (Garcinia sizygiifolia). Tanaman ini hampir menyerupai tanaman manggis. Hal ini terlihat jelas pada bentuk daunnya.
Mammea (Mammea siamensis). Tanaman ini memiliki getah yang berwarna kuning.
S. Bombacaceae
Durian (Durio zibethinus): Durian merupakan jenis tanaman yang memiliki buah yang enak dan lezat, sangat disukai oleh mayoritas penduduk Indonesia. Akan tetapi dibeberapa daerah di Indonesia, harga durian sangat mahal.
T. Anacardiaceae
Bouea oppositifolia
Gluta wallichii. Tanaman ini merupakan tanaman penghasil getah beracun. Ditanam pad tahun 1866.
U. Dipterocarpaceae
Dipterocarpus turbinatus: Spesies ini merupakan tanaman yang memiliki buah bersayap. Sayap terdiri dari tiga hingga lima helai sayap. Tanaman ini banyak tumbuh di hutan dataran rendah. Kayunya dapat digunakan sebagai kayu lapis (Ply wood).
Resak (Vatica pauciflora)
Merawan (Hopea sangal). Berbanir papan.
Kamper (Dryobalanops aromatica). Perbedaannya dengan kamper tanduk adalah daun kamper ini lebih kecil dari pada kamper tanduk.
Meranti merah (Shorea pinanga)
Meranti (Shore leprosula). Merupakan pasangan pohon jodoh dengan Ficus albipila.
V. Burseraceae
Kenari (Canarium zeylanicum). Kenari memiliki daun yang imparipinate, yakni di ujung ranting terdapat anak daun dan bersifat resinus (harum).
W. Lauraceae
Kayu manis (Cinnamomum burmanni)
Ki besi/ Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri). Kayu Ulin merupakan tanaman Apendiks 1 dan sangat mahal. Karena kualitas kayu yang sangat baik, kayu ulin dimanfaatkan sebagai atap shirap yang mahal.
X. Casuarinaceae
Cemara aru (Casuarina sumatrana)
Y. Annonaceae
Burahol (Stelechocarpus burahol): Burahol merupakan tumbuhan yang memiliki buah jenis cauliflora (menempel di batang). Manfaat buah tersebut adalah dapat digunakan sebagai pengurang dan penghilang bau badan.
Z. Tanaman lainnya
Teratai (Victoria amazonia)
Comentários