top of page

Memori Rempah Nusantara



Sejak ratusan tahun lalu Nusantara memiliki kekayaan rempah yang banyak diburu oleh bangsa Eropa hingga Cina. Bahkan menjadi alasan bangsa Portugis, Inggris dan Belanda untuk menjajah bangsa kita demi untuk memperoleh aneka rempah yang diperlukan oleh mereka. Dari sekitar 500 spesies yang ada di dunia terdapat sekitar 275 spesies rempah yang berada di nusantara. Cengkeh, Kemiri, Pala, Kayu Manis, Lada, Kapulaga, Kunyit, Jahe dan banyak lagi rempah yang menjadi komoditas andalan di dunia yang bersumber dari kekayaan rempah di nusantara.

Sebagian arsip terkait rempah nusantara tersimpan di lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai bukti catatan sejarah perjalanan jalur rempah di nusantara hingga harum semerbaknya memikat negara lain untuk melakukan ekspedisi dan kongsi perdagangan dengan kerajaan-kerajaan di nusantara pada saat itu.

Jalur Rempah

Jalur Rempah mencakup berbagai lintasan jalur budaya dari timur Asia hingga barat Eropa terhubung dengan Benua Amerika, Afrika dan Australia. Suatu lintasan peradaban bermacam bentuk, garis lurus, lingkaran, silang, bahkan berbentuk jejaring.

Di Indonesia, wujud jalur perniagaan rempah mencakup banyak hal. Tidak hanya berdiri di satu titik penghasil rempah, namun juga mencakup berbagai titik yang bisa dijumpai di Indonesia dan membentuk suatu lintasan peradaban yang berkelanjutan.


Nusantara adalah rumah besar keanekaragaman hayati dunia. Sekitar 11 persen jenis tumbuhan dunia ada di hutan tropis Nusantara. Jumlahnya lebih dari 30.000 spesies, yang sebagian di antaranya dipergunakan dan dikenal sebagai rempah. Karena itu tak dapat dinafikan bahwa Nusantara adalah ibu rempah yang antara lain melahirkan jenis Rempah Raja, seperti cengkih, pala, dan cendana, komoditas utama rempah-rempah dunia, yang pada masa jayanya pernah bernilai lebih mahal dari emas. Bahkan Pulau Run di Maluku yang kaya akan rempah pala pernah ditukar dengan Pulau Manhattan, yang saat ini dikenal sebagai New York.

Pohon Cengkih (Syzygium aromaticum) adalah tanaman asli (endemik) Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan, sedangkan pohon pala (Myristica fragrans) adalah endemik Pulau Banda. Tak kalah penting, jenis rempah aromatik dari getah tanaman pohon endemik Sumatera, yaitu kemenyan (Styrax benzoin) dan kamper/kapur (Cinnamomum camphora dan Dryobalanops aromaticum). Beberapa komoditas penting lainnya, seperti kayu manis (Cinnamomum burmanii), lada (Piper nigrum) banyak dihasilkan di Sumatera. Demikian pula cendana (Santalum album) yang banyak tumbuh di kepulauan bagian timur Nusantara.

Sejarah mencatat, rempah bukan sekadar komoditi, namun membawa nilai (value) dan gaya hidup (lifestyle) untuk peradaban global. Begitu pentingnya rempah-rempah dalam kehidupan manusia sehingga ia menjadi penghela perkembangan ekonomi, sosial budaya, dan politik dalam skala lokal dan global. Para pedagang mempertaruhkan nyawa dan kekayaannya untuk memasarkannya; juru masak meramunya untuk melezatkan hidangan; para tabib ahli kesehatan meraciknya untuk pengobatan; para raja mengirim ekspedisi mengarungi samudra untuk mendapatkannya; diplomasi demi diplomasi dirajut; hubungan antarmanusia menjadi global dan sejarah peradaban manusia dibangun.




Comentarios


bottom of page