top of page

Museum Manusia Purba Sangiran

Diperbarui: 27 Sep 2021




Museum Purbakala Sangiran (Hanacarakaꦩꦸꦱꦶꦪꦸꦩ꧀​ꦥꦸꦂꦧꦏꦭ​ꦱꦔꦶꦫꦤ꧀, Musiyum Purbakala Sangiran) dalah museum arkeologi yang terletak di Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini berdekatan dengan area situs fosil purbakala Sangiran yang merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs Sangiran memiliki luas mencapai 56 km² meliputi tiga kecamatan di Sragen (Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh) serta Kecamatan Gondangrejo yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar. Situs Sangiran berada di dalam kawasan Kubah Sangiran yang merupakan bagian dari depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (17 km dari kota Solo). Museum Sangiran beserta situs arkeologinya, selain menjadi objek wisata yang menarik juga merupakan arena penelitian tentang kehidupan pra sejarah terpenting dan terlengkap di Asia, bahkan dunia.


Di museum dan situs Sangiran dapat diperoleh informasi lengkap tentang pola kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. Di lokasi situs Sangiran ini pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah Homo erectus oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koenigswald.


Lebih menarik lagi, di area situs Sangiran ini pula jejak tinggalan berumur 2 juta tahun hingga 200.000 tahun masih dapat ditemukan hingga kini. Relatif utuh pula. Sehingga para ahli dapat merangkai sebuah benang merah sebuah sejarah yang pernah terjadi di Sangiran secara berurutan.


Ruang pameran museum yang menjadi salah satu warisan budaya dunia (World Heritage List) terbagi menjadi beberapa bagian. Tiap-tiap ruang pameran tersebut menyuguhkan berbagai fosil jutaan tahun lalu yang tertata rapi, dilengkapi dengan keterangan fosil tersebut. Tak hanya itu, museum yang diurus Dinas Pariwisata Sragen ini juga mempunyai fasilitas lain seperti laboratorium, gudang fosil, dan ruang slide. Selain itu, juga terdapat kios-kios yang berjajar rapi yang menjual berbagai pernak-pernik dari batuan, baju, topi, makanan dan lainnya. Beberapa koleksi di Museum Sangiran seperti:


  1. Fosil manusia: Fosil ini antara lain Australopithecus africanus, Pithecanthropus mojokertensis (Pithecanthropus robustus), Meganthropus palaeojavanicus, Pithecanthropus erectus, Homo soloensis, Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, dan Homo sapiens.

  2. Fosil binatang bertulang belakang: Fosil binatang bertulang belakang yang dipamerkan di museum ini antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).

  3. Fosil binatang air: Tak hanya binatang bertulang belakang, Museum Sangiran juga menampilkan koleksi fosil binatang air seperti Crocodilus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Mollusa (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.

  4. Batu-batuan: Terdapat bau-batuan yang dipamerkan di museum ini, seperti meteorit atau taktit, kalesdon, diatome, agate, dan ametis.

  5. Alat-alat batu: Alat-alat jaman dahulu yang terbuat dari batu seperti serpih, bilan, serut, gurdi, kapak persegi, bola batu, dan kapak perimbas-penetak juga disuguhkan di ruang pameran. Museum Sangiran pun terus dikembangkan oleh pengelola. Bagi pengunjung yang hobi berswafoto, saat ini museum juga dilengkapi spot-spot menarik. Terdapat jembatan dengan arsitektur menyerupai gading gajah berwarna putih, pancuran, dan sebagainya.




Opmerkingen


bottom of page